Kamis, 08 Juli 2010

Celengen Kuno yang berharga

Udara di luar kelasku sangat sejuk, saat itu guru kami sedang rapat.

Aku dan Teman-temanku ditugaskan mengerjakan soal Matematika sebanyak 25 soal. Aku duduk sebangku dengan Natasya.

Di sekolahku rata-rata orang kaya, tetapi Natasya, sahabatku kurang beruntung.

Bapaknya sudah meninggal akibat sakit jantung, ibunya harus berjualan pisang goreng setiap hari. Pada hari itu juga Natasya tampaknya sedang sedih. Tidak biasanya Natasya sedih, karena kalau ada pelajaran Matematika dia selalu saja yang lebih semangat dari pada Aku.

“ Nat, kamu nggak apa? Kok kamu tampak sedih?”Tanyaku.

“ Aku sudah beberapa kali dipanggil Bu Lia, karena aku belum membayar uang Spp,”Jelas Natasya.

“Lalu, apakah kamu ingin putus sekolah?” Tanyaku

“Iya, aku belum membayar 5 bulan, mana mungkin aku bisa membayar semua itu dalam waktu 1 minggu.” Kata Natasya.

“Tenanglah Natasya, pasti kamu bisa terus sekolah, sayang sekali jika kamu putus sekolah, Aku pasti akan membantumu!”jawabku.

“Dengan apa ras? Kamu pasti akan dimarihi oleh orang tuamu!”kata Natasya.

“Aku mempunyai sebuah celengan kecil yang kutabung sejak kelas 1 SD, pakai saja uang itu!”jelas Natasya.

Natasya terdiam bingung lalu ia menjawab…

“ Mana mungkin ras, itu uangmu, aku tidak akan menerimanya lagi pula juga, aku tidak bisa menggantikan uang itu.”

“Tidak perlu aku sangat ikhlas Nat.”jawabku bersemangat.

Mereka akhirnya mengerjakan soal tersebut sampai akhirnya belpulang pun berbunyi. Semua anak-anak merapihkan alat tulisnya yang bergeletakkan di meja.

“Nat ayo ikut kerumahku!”ajakku

Natasya ternyata menolak ajakkan ku, dia keberatan jika memakai uang itu.

Akhirnya setelah dipaksa olehku, dia pergi kerumahku, sesampai dirumahku, akupun mengajaknya kekamarku. Di kamarku Natasya melihat sebuah celengan kelinci yang Kuno.

“Laras, apakah ini yang kamu bilang Celenganmu?” tanya Natasya

“Benar, Nat! ayo kita buka celengan Kuno ini!”kataku.

Natasya tidak membukanya dia yakin pasti bukan celengan ini yang dimaksud ku saat disekolah tadi.

“Wah, Nat ada Rp. 600.000;” kataku bersemangat.

“Banyak banget ras! Tapi kamu ikhlas mengasih aku uang sebanyak ini?” tanya Natasya

“Ikhlas lah Nat! ya sudah sekarang ambil uang ini dan bawalah pulang! Besok kamu kasih uang ini ke Bu Lia!”kataku

“Terima kasih ras!”jawab Natasya

Sekarang pun Natasya bisa sekolah kembali dan Natasya kini tidak sedih lagi!

Terima kasih Celengan Kelinci yang Kuno, meskipun kau Kuno tapi sangat berharga!

Ternyata membantu orang bukan melihat luarnya yang begitu Kuno, tetapi lihat dari dalamnya…

Tamat

Musuh jadi teman

“Huh… kesel…kesel…kesel…”keluh Natasya.

“Dia lagi, dia lagi. Kenapa sih dia selalu saja kerjain aku.

Memang sudah kelewatan! Dari kelas 1 hingga kini kelas 5, dia selalu saja

membenci aku.”kata Natasya terhadap temannya yang bernama Tiara.

Tiara yang mendengarnya hanya terdiam .

“Ra kamu kok diam terus sih? Kasih aku sedikit ide dong untuk membalasnya!” kata Natasya.

“Hm….. apa ya?” tanya Tiara kembali.

“Lah kok, kamu nanya balik lagi sih.” jawab Natasya kembali.

“Kamu yakin ingin membalasnya?”kata Tiara

“Jelas dong! Dia kan sudah kelewatan Ra!”kata Natasya kembali.

“Ya… lihat saja besok, kalau dia masih terus begini baru kamu membalasnya”saran Tiara.

Dengan muka yang kusut dan cemberut Natasya mengikuti saran Tiara.

Pagi hari ini Natasya bertemu dengan musuhnya itu. Nama musuhnya itu

Tasya, Tania, Tina. Mereka bertiga merupakan tim basket di Sekolahnya dan dia

mempunyai geng, nama gengnya adalah “TRIO T”.

Mereka cantik, kulitnya putih, dan rambutnya lurus panjang. Sedangkan Natasya

hitam, rambutnya kriting gimbal dan selalu dikuncir dua ikat bawah. Itulah

sebabnya Natasya dijauhi oleh “TRIO T

“Tiara kita ke kantin aja yuk?” ajak Natasya.

“ayo” jawab Tiara.

Baru saja ingin menuju ke kantin, bel masuk sudah berbunyi.

Tet..tet..tet… “Sudah bel masuk Nat, ayo cepat sekarangkan pelajaran Bu Lia.”ajak Tiara.

Bu Lia adalah guru yang sangat galak di Sekolah Natasya.

Anak-anak kesal pada Bu Lia karena tingkah lakunya yang sangat kejam.

“Selamat pagi anak-anak?” sapa Bu Lia.

“Pagi Bu.” Jawab anak-anak dengan kompak dan serentak.

“Maaf Ibu baru bilang kalau sekarang ada ulangan Bahasa Indonesia mendadak.”kata Bu Lia.

“Apa? Ulangan Bahasa Indonesia? Kok mendadak begini sih? Aduh bagaimana ini, mana aku belum sempat belajar.”tanya Natasya kaget.

“Natasya muka kamu kok pucat begitu sih?”tanya Amira teman sebangku Natasya.

“Hah… masa sih? Ng…ng…ng…nggak kok! Mungkin aku hanya kebelet buang air kecil saja.”jawab Natasya.

“Oh begitu.”jawab Amira kembali.

“Bu, Natasya izin ke belakang dulu ya Bu?”izin Natasya.

“Iya Natasya, tapi jangan lama-lama soalnya kita lagi ulangan.”kata Bu Lia.

Ulangan pun berlangsung tapi Natasya belum juga kembali ke kelas.

“Natasya lama banget sih!”kata Tiara terhadap Amira.

“Iya, muka Natasya tadi juga pucat pasi.”jawab Amira.

Beberapa saat kemudian Natasya datang dan kembali duduk .

“Natasya kamu lama banget sih?”tanya Amira.

“Iya….” Jawab Natasya terpotong oleh Tasya.

“Shut… jangan berisik dong ini kan lagi ulangan ngerti!”perintah Tasya.

“Ih…motong bicara orang aja.”kata Natasya kesal.

Di tengah perjalanan mengerjakan soal, Natsya kembali pucat seakan tidak tahu apa jawaban nya.

“Duh…duh…duh… soalnya susah banget sih, apa ya jawabannya? Waktunya tinggal 10 menit lagi.”kata Natasya.

“Ah… yang B aja deh.”kata Natasya dalam hati.”

Amira yang melihat tingkah laku Natasya kini bingung.

Tidak biasanya Natasya begini.

Natasya adalah anak yang lumayan pintar disekolahnya.

“Nat kamu sakit ya? Kok kamu kebingungan gitu sih.”tanya Amira.

“Tidak, Aku baik-baik aja kok.” Jawab Natasya.

“Benar kamu tidak apa-apa?”tanya Amira lagi.

“Iya, memangnya aku terlihat lagi sakit ya?”jawab Natasya.

“Iya Nat?”jawab Amira kembali.

“Mungkin aku sedikit kaget saja karena ulangan mendadak.”kata Natasya

“Sepertinya juga begitu.”kata Amira.

Waktu pun menunjukkan pukul 08.00 tepat, itu berarti ulangan harus dikumpulkan.

Dengan wajah yang tidak yakin Natasya mengumpulkan hasil ulangan nya itu.

“Hm… mudah-mudahan saja jawaban ulanganku benar semua”harapan Natasya.

“Aduh… aku penasaran nih.”kata Nataya terhadap Tiara.

“Pasti kamu mendapatkan Nilai yang bagus.”kata Tiara meyakini Natasya.

“Aku kan tidak belajar mana mungkin aku dapat nilai bagus.”jawab Natasya.

“Lihat saja nanti.”jawab Tiara.

Saat yang ditunggu-tunggu pun tiba semua nilai ulangan dibagikan sampai giliran Natasya.

Ternyata Natasya salah, saat Natasya mengambil kertas jawabannya dari Bu Lia Natasya hanya mendapatkan nilai yang rendah yaitu 4,5.

Natasya menunduk malu, tambah lagi ejekan temannya.

Saat itu bel istirahat pun tiba.

Semua teman-teman Natasya mengejek Natasya.

Untung Natasya anak yang sabar, jika tidak! mungkin dia sudah marah besar karena diejek temannya.

“Mbah Surip dapat nilai 4,5 ya?”tanya Trio T.

“Kayak kamu dapat nilai 100 saja.”jawab Natasya kesal.

“Tentu dong! Kita kan pintar tidak kaya Mbah Surip kriting gimbal.”jawab Trio T kembali.

“Jangan seenaknya aja kamu ledekin aku Mbah Surip! Mentang-mentang kamu cantik.”perintah Natasya.

“Lho… kenapa? memang betul kamu kayak Mbah Surip lihat dong rambut kamu!”jawab Taysa dengan sewenag-wenang.

Trio T tertawa terbahak-bahak merayakan hasil ulangannya yang memuaskan.

Natasya hanya terdiam bermaksud tidak peduli dengan apa yang dikatakan Trio T tadi itu.

“Kasihan Natasya jadi bahan bicaraannya Trio T.”kata Amira.

“Iya betul, mereka memang tidak punya rasa setia kawan sedikit pun.”jawab Tiara.

Amira dan Tiara hanya bisa menenangkan Natasya saja.

Hingga bel pulang tiba.

Natasya bergegas merapikan buku dan alat tulis nya yang bergeletakkan di meja.

Begitu pula dengan anak murid yang lain nya.

“Nat kamu pulang sama aku kan?”tanya Tiara

Natasya tidak menjawabnya.

“Nat kenapa sih dari istirahat tadi kamu tidak mengeluarkan sepatah kata pun?”tanya Tiara lagi.

Saat itu semua teman-temannya tidak ada yang berani lagi mengajak ngomong Natasya.

Akhirnya Natasya menjawab

“Aku hanya orang yang cuma bisa menyusahkan kalian semua, tidak usah lah kalian bingung dan bertanya lagi kepada aku!”jawabnya.

“Maksudmu apa Nat?”tanya Tiara

“Maksudku aku memang pantas mendapatkan nilai jelek dan ejekan dari orang lain.”jawabnya lagi.

Dari situ Natasya bergegas pergi meninggalkan Tiara dan Amira menuju pulang kerumahnya.

Saat itu Tiara dan Amira pulang bersama, tetapi dia berminat ingin kerumah Natasya dulu.

Sesudah sampai didepan rumah Natasya mereka berdua masuk menghampiri Natasya.

“Assalam mulaikaum Natasya”sapa Tiara dan Amira masuk kedalam rumah Natasya.

Kebetulan disitu ada ibunya Natasya yang sedang menyapu halaman rumah Natasya.

“Eh ada Tiara dan Amira.”kaget ibu Natasya.

“Iya bu, bu ada Natasyanya nggak bu?”tanya Amira.

“Ada, tetapi tadi Natasya marah-marah,apakah kamu tahu kenapa Natasya marah-marah?”jawab dan tanya ibu lagi.

Amira dan Tiara menjelaskan semuanya dan menceritakannya dengan singkat.

Setelah semuanya diceritakan, ibu Natasya mengerti kenapa Natasya marah-marah.

Amira dan Tiara masuk kekamar Natasya dengan izin ibunya.

Dengan sabar Amira membujuk Natasya supaya tidak marah-marah lagi.

“Semua makhluk ciptaan Tuhan tidak ada yang sempurna! Meskipun kamu kriting, tapi ada kelebihanmu yang tak mungkin TRIO T punya.”kata Amira.

Natasya menunduk terdiam berfikir bahwa memang betul apa yang dikatakan Amira.

Di saat itu Natasya berjanji tidak akan marah-marah lagi.

Hingga adzan Asar pun tiba, mereka berdua pulang dari rumah Natasya.

“Terima kasih kalian telah memberi aku semangat.”ucap Natasya.

Di ke esokkan harinya wajah Natasya kembali senang.

Saat itu tim basket disekolahnya kekurangan 1 anak.

Dan membutuhkan anak dari kelas 5.

Saat pemilihan anggota tim basket, anak-anak mulai tegang karena yang memilihnya adalah guru olahraganya.

Terkejut saat Natasya lah yang dipilih guru olahraganya, karena kemampuan Natasya yang lumayan bagus saat bermain basket maka Natasyalah yang dipilih gurunya.

Teman-temannya memberikan ucapan selamat kepada Natasya.

Sebenarnya TRIO T tidak setuju! tetapi mau bagaimana lagi karena itu adalah pemilihan yang dipilih oleh guru olahraganya.

Minggu depan ada perlombaan antar sekolah.

Sekolah Natasya namanya sekolah SD.Yayasan Pendidikan Warga Krakatau Stiel. lebih singkatnya SD.YPWKS 1.

SD. YPWKS 1 melawan SD. 01 Pagi.

Saat mendengar pengumuman tersebut anak-anak tim basket terkejut termasuk Natasya.

Sejak itulah tim basket disekolah Natasya berlatih secara rutin agar menang dalam perlombaan olahraga basket nanti.

“Aku yakin kita tidak mungkin menang, kan penggantinya Natasya! bukannya pilih yang bagus malah yang jelek gimanasih?”kata Tania.

“Iya betul tuh.”kata Tina.

Tiba-tiba ketua Tim basket memanggil untuk segera latihan lagi.

Saat latihan Natasya selalu saja merebut dan memasukkan kedalam ring.

Sementara TRIO T kecapekkan mengejar bola.

“Tania,Tina, Tasya kenapa kamu nggak serius latihannya kalau begini bagaimana kita mau menang!lihat Natasya sangat semangat, kalau begini kalian bertiga bisa saya keluarkan dari Tim basket kita.”kata ketua Tim basketnya.

“Baik pak kita serius.”kata Tania, Tasya, Tina dengan jengkel.

Perlombaan akan dilaksanakan 2 hari lagi.

Semua anak-anak tim basket sudah siap dengan latihan serius dan persiapan yang matang.

Hari itu sedang tidak latihan.

Natasya, Amira, dan Tiara bermain dirumah Natasya.

“Nat enak ya menjadi anggota tim basket.”tanya Tiara.

“Iya tapi ada yang nggak enaknya.”jawab Natasya.

“Apa Nat?”tanya Amira.

“Tidak enak karena tidak bersama kalian.”jawab Natasya.

“Kamu ada-ada aja sih.”kata Tiara.

Beberapa menit kemudian ibu Natasya memanggil mereka.

“Natasya, Amira, Tiara makan dulu nak.”kata ibu Natasya.

“Iya bu.”jawab Natasya.

Kita merepihkan dulu mainan nya.”kata Natasya.

Setelah selesai,mereka menuju ruang makan dan segera makan dengan lahap.

“Enak ya masakan ibunya Natasya?”tanya Amira kepada Tiara.

“Iya betul…betul…betul...”jawab Tiara.

Sore pun menjelang dengan sangat cepat.

“Natasya kami berdua pulang dulu ya?”tanya Tiara.

“Baiklah”jawab Natasya.

Hari ini pagi yang cerah.

Amira, Natasya, Dan Tiara berangkat sekolah.

Seperti biasanya Natasya berlatih dan Amira, Tiara belajar dikelas.

“Perlombaan tinggal menunggu menit maka kita harus berlatih dengan sungguh-sungguh! Sore nanti kita ke stadium untuk berlomba.”kata ketua Tim basket.

Semua mulai berlatih dengan baik dan kompak.

Setelah sore hari menyelimuti hari.

Semua bergegas untuk pergi ke stadium.

Dari jam 15.00 sampai jam 17.00 mereka mulai berlomba.

Di mulai dari babak pertama dangan 15-10 dimenangkan oleh SD.YPWKS 1.

Melalui babak kedua Tina jatuh hingga berdarah tidak ada seorang pun yang menolongnya. Kebetulan Natasya sedang ada didekatnya.

“Tina mari ku bantu, ayolah kita ke wasit untuk mengatakannya bahwa kamu jatuh.”kata Natasya.

“Hah… kamu mau bantuin aku?”tanya Tina dalam hati.

Setelah wasit datang permainan dihentikan sejenak.

“Tina kita ke UKS saja dulu mungkin disini ada.”ajak Natasya.

Tina hanya terdiam. Dia memikirkan apa yang telah dia buat kepada Natasya.

“Aku terlalu kejam sama Natasya tetapi Natasya tetap ingin membantu ku.”kata Tina dalam hati.

“Tina kamu istirahatlah dulu disini biar pakai pemain cadangan dulu.”kata Natasya.

“Baiklah.”jawab Tina.

Permainan dimulai lagi skor sementara 25-23 masih dimenangkan SD.YPWKS 1.

Semua pemain bermain dengan sporif dan baik.

Semangat Natasya untuk memasukkan bola kedalam ring sungguh luar biasa.

Dan semangat yang diberikan oleh penonton yang sangat kencang membuatnya semakin semangat.

Dia berfikir pasti bisamemasukkan bola kedalam ring!

Waktu bermain sudah habis dengan skor 30-28 yang dimenangkan oleh SD.YPWKS 1.

Kegembiraan pemain sangat senang dengan hasil yang memuaskan.

Tasya, Tania , dan Natasya menghampiri Tina.

“Tina kau tidak apa-apa?”tanya Tasya.

“Tidak, Tasya, Tania jika tidak ada Natasya pasti aku sudah parah.”jawab Tina.

“Maksudmu?”tanya Tania.

“Maksud ku dial ah yang menolong ku nia.”kata Tina.

“Hm… Nat terima kasih ya kamu sudah mau tolongin Tina.”kata Tasya.

“Iya sama-sama.”jawab Natasya.

“Nat, kalau selama ini aku dan 2 temanku ini sudah menyakiti kamu apakah kamu mau memaafkan ku Nat?”kata Tania.

Natasya terdiam sejenak.

“Sebenarnya aku sudah memaafkan mu sejak kita bertemu.”kata Natasya.

“Maksudmu dari kelas 1?”tanya Tina.

“Yupss betul…betul…betul…”jawab Natasya.

Tawa mereka serentak mengakhiri kekesalan mereka.

Sejak dari situ mereka tidak bermusuhan lagi.

Tapi bukan berarti Natasya menjadi sombomg kepada Amira dan Tiara.

Amira dan Tiara ikut bangga dan senang karena sahabatnya sudah tidak bermusuhan lagi dengan geng TRIO T.

Bahkan Natasya, Amira,dan Tiara masuk kedalam geng TRIO T dan nama geng nya adalah geng six girl’s semuanya menjadi senang atas kembalinya pertemanan mereka. Semenjak dari situ lah mereka selalu bersama.

Dari pelajaran sampai perlombaan basket yang telah menyelimuti kekesalan mereka.

Pertemanan mereka dijanjikan dengan sebuah gelang persahabatan yang dirangkai masing-masing dan ditukarkan kepada yang lainnya.

Tawa dan haru yang selalu diingat Natasya dan teman yang lainnya.

“Eh,kita sudah resmi jadi teman?”kata Amira.

“Ya iyalah masa iya dong duren aja dibelah masa dibedong capek deh.”kata teman-temannya yang lain dengan kompak serentak.

“Kaya jadi presidan aja resmi atau tidak.”kata Natasya.

“Ya udah aku yang jadi presiden nya!”kata Tasya

“Aku!”kata Tania.

“Ih, aku aja!”kata Tina.

“Sudah-sudah semua nya yang adil jadi presiden!”kata Natasya.

“Hahahahahaha.”tawa temannya yang lain.

Mulailah hari baru untuk mereka semua.

Tamat

ibu segalanya untukku

" Ibu segalanya Untukku "

Thia ratna sari adalah anak dari keluarga yang sederhana, panggil saja dia Thia.

Thia memiliki seorang adik yang bernama Fia dan seorang Pahlawan hidupnya yaitu Ibunya. Ayah Thia sudah lama meninggal dunia akibat sakit jantung. Tapi kini Thia tidak merasa sedih lagi karena dia masih harus bersyukur mempunyai Ibu dan Adiknya yang selalu setia menemani dan menghiburnya. Ibu Thia hanya seorang penjual Pisang goreng keliling.

Thia dan Fia membantu Ibunya jika mereka sudah pulang sekolah. Memangsih, penghasilan Ibu nya Thia tidak seberapa, tetapi untuk urusan sekolah, Ibu Thia tidak perlu membayar SPP lagi karena Thia dan Fia bersekolah di SDN ( Sekolah Dasar Negeri ) jadi yang membayar SPP adalah pemerintah. Thia dan Fia bersekolah di SDN. Harapan 1, Thia kelas 5 SD sedangkan Fia kelas 3 SD.

***

Di suata Senin pagi Thia dan Fia berangkat sekolah pagi-pagi sekali karena sekarang Thia dan Fia upacara bendera. Jarak rumah Thia dan Fia ke Sekolah sebenarnya jauh tapi….. mau bagaimana lagi kalau dia tidak jalan kaki untuk jajan saja dia tidak ada apalagi uang ongkos ke sekolahnya. Lama perjalanan ke sekolahnya membutuhkan waktu satu jam.

Sampai kadang-kadang Fia menegeluh kecapekkan berjalan kaki menuju sekolahnya, bagaimana tidak capek berjalan sejauh 5 km jalan kaki.

Sebelum berangkat sekolah tidak lupa Thia dan Fia mengucapkan salam dan mencium tangan Ibunya.

“Bu Thia dan Fia berangkat sekolah dulu ya bu.” Izin Thia.

“Iya nak hati-hati dijalan kalau sudah pulang cepat pulang! jangan kemana-mana biar kita cepat jualan pisangnya.”perintah Ibu dengan penuh kasih sayang.

“Iya bu, Assalammualikum…..”jawab Fia.

Langkah demi langkah mereka lewati sampai akhirnya mereka sampai disekolah Harapan 1, yaitu sekolahnya.

“Ka aku ke kelas deluan ya kak.” Kata Fia.

“Iya de.” Jawab Thia.

Mereka melaksanakan upacara dengan hikmat sampai akhirnya upacara pun selesai.

Semua anak-anak berlarian menuju kelasnya. Setelah beberapa menit anak-anak istirahat dan minum. Wali kelas mereka pun datang dengan memulai pelajaran pertama.

Thia dan Fia belajar dengan tekun dan serius karena dia tidak ingin mengecewakan Ibu dan Ayahnya. Ayahnya pernah menitip pesan kepada mereka yaitu,”Gapailah semua cita-cita dan impianmu belajarlah dengan tekun dan jaga lah Ibumu dengan Bak-baik!”pesan dan perintah Ayah Thia dan Fia sewaktu masih hidup. Detik per detik pun berlalu sampai akhirnya bel istirahat berbunyi…

Semua anak-anak berhamburan berlairian kelas ada yang menuju kantin, perpustakaan, dan lain-lain. Thia dan Fia menuju ke perpustakaan, setiap istirahat mereka tidak pernah ke kantin melainkan keperpustakaan mereka tidak mempunyai sepersen pun uang tetapi mereka tidak pernah meminta-minta kepada temannya.

***

Setelah setengah jam berlalu akhirnya bel masuk pun berbuyi lagi.

Kembali lagi anak-anak berlarian pergi menuju kelasnya masing-masing.

Kini dikelas Thia pelajaran IPA yang sedang berlangsung dan Gurunya bernama Bu Rahmah. Dikelas Fia pelajaran Matematika yang sedang berlangsung dan Gurunya bernama Bu Sinta.

“Anak-anak sebenarnya sekolah kami sedang mengadakan tes uji kemampuan IPA dan nilai yang paling tinggi akan mendapatkan BEASISWA!”jelas Bu Rahmah Guru IPA Thia.

Anak-anak teriak riuh yang menyukai pelajaran IPA sedangkan Anak-anak yang tidak menyukai pelajaran IPA berdiam diri sambil cemberut, kebetulan sekali pelajaran IPA yang paling digemari Thia.

“Aku harus membuktikkan kalau aku bisa menuruti semua perintah Ayah dan Ibu”jelas Thia dalam hati.

“Anak-anak tes uji kemampuan IPA ini akan dilaksanakan besok1 jadi semuanya diharap belajar dengan tekun dan serius!”perinyah Bu Rahmah lagi.

Sedangkan di kelas Fia akan diadakan tes cepat berhitung dalam waktu 15 menit.

Yang mendapatkan nilai tertinggi juga akan mendapatkan BEASISWA.

Setelah satu jam usai bel pulang berbunyi…

Semua anak-anak merapihkan alat tulisnya yang bergeletakkan di meja.

Thia dan Fia kalau sudah pulang selalu janjian di Lapangan agar mudah mencarinya.

“Kak, kaka di kelas sedang mengadakan tes cepat berhitung cepat dalam waktu 15 menit tidak?”tanya Fia.

“Fia kaka bukang tes cepat berhitung waktu dalam waktu 15 menit, tetapi tes uji kemampuan IPA.”jawab Thia.

“Ya sudah ka ayo cepat pulang! Nanti Ibu cariin kita”ajak Fia.

Mereka pun berlari keluar sekolah dan berjalan kaki menuju rumahnya. Dalam waktu satu jam mereka sampai dirumah.

“Assalammualikum Bu…..”Teriak Thia dan Fia hampir bersamaan.

“Waalikumsalam masuk nak!”jawab Ibu lagi.

Mereka pun masuk dan langsung menggantikan bajunya dengan baju rumah.

“Bu mana pisang yang harus kita jual?”tanya Thia.

“Oh ya, itu, disana nak.” Jawab Ibu.

Thia , Fia dan Ibu bergantian berjualannya, jika Thia dan Fia berjulan Siang, Ibu menjual Pisang pagi hari.

“Bu kita berangkat Dulu ya? Assalammualaikum………”kata Fia.

“Ayo Fia berangkat!”ajak Thia.

Mereka berdua pun berjalan sambil menjual pisang goreng tersebut.

“Pisang goreng….. Pisang goreng…..!”teriak Thia dan Fia bergantian.

“Oh ya kak kita kan besok ada uji tes! Mana kita belum belajar.”kata Fia.

“Benar, tapi kita juga harus membantu Ibu, Fi”kata Thia lagi.

“Iya deh kak!”kata Fia bersemangat lagi.

“Dek…..dek…. saya beli pisangnya”teriak seorang Ibu dibelakang mereka berdua.

Thia dan Fia pun berlari menuju Ibu itu.

“Berapa dek satunya?”tanya Ibu itu.

“Lima ratus perak saja Bu.”jawab Thia.

“Ehm……. Saya beli 10 ya dek.”kata Ibu itu.

Thia dan Fia pun mengambil pisang goreng yang masih hangat itu kedalam plastik berwarna putih.

“Ini bu pisangnya.”kata Fia.

“Ini uangnya pas.”kata Ibu itu lagi

“Terima kasih Bu!!”kata Fia dan Thia bersamaan.

Mereka melanjutkan perjalan dengan menjual pisang goreng itu. Tidak terasa sudah satu jam mereka keliling dan mereka pulang.

“Assalammualikum” teriak Thia dan Fia.

“Waalikumsalam”jawab Ibu.

“Wah, bu hari ini lumayan dapat Rp. 15.000;”kata Thia.

“Allhamdullilah……… Rp. 5.000; buat kamu bagi dua, ditabungya uangnya!”perintah Ibu.

Sebenarnya Rencana mereka adalah ingin menabung buat hari Ibu ulang tahun nanti tepatnya besok, ketika pulang sekolah mereka ingin membeli mukena untuk Ibu. mekena.

“Dek sudah berapa uang tabungan kita?”tanya Thia.

Fia pun menghitung uangnya ternyata suda terkumpul Rp. 50.000;

“Wah, banyak sekali! Sudah cukup deh untuk membeli mukena”kaget Thia.

Setelah mereka menghitung uang mereka tak lupa belajar untuk besok.

Tidak terasa malam telah datang Ibu, Thia, dan Fia tidur dalam satu kamar, dalam beberapa menit mereka langsung tidur dengan nyenyak.

***

Keesokkan harinya……

Seperti biasanya mereka berangkat pagi-pagi dan tidak lupa memberi salam kepada Ibu.

“Assalammualikum Bu kita pergi.”kata Thia.

“Walaikumsalam hati-hati nak”jawab Ibu.

Setelah sampai di depan rumah Ibu berkata

“Fia…. Sepatu kamu?”tanya Ibu.

“Ah ibu nggak apa-apa meskipun sudah robek yang penting masih bisa terpakai.”jawab Fia.

“Ibu akan membeli sepatu baru untuk Fia!”kata Ibu dalam hati.

Memang sebenarnya sepatu Fia sudah Robek tetapi dia mengerti keberadaan Ibu saat ini.

Mereka pun pergi kesekolah dalam waktu satu jam mereka sampai disekolah.

Seperti pengumuman kemarin, anak-anak mengikuti tes dan dalam waktu singkat Thia dan Fia selesai. Hari ini mereka Cuma mengikuti tes saja lalu pulang dan pengumuman akan diberitahu siang ini jam 12.00.

“Ka kita tunggu saja ya rumah kitakan jauh jaraknya lagi pula juga setengah jam lagi kok.”kata Fia.

Mereka menunggu sampai akhirnya waktu yang da ingin kan datang.

“Untuk Tes uji IPA yaitu adalah…. THIA RATNA SARI.”kata Bu Rahmah.

“Untuk Tes uji Matematika yaitu adalah….. FIA RATNA SARI.”kata Bu Sinta.

Thia dan Fia senang sekali, mereka maju untuk mengambil BEASISWA sebesar Rp. 1.000.000;

Semua menepuk tangan atas hasil pengumumannya, Ibu belum mengetahuinya.

Setelah menerima BEASISWA tersebut meerekapun disalami Guru dan teman-temannya.

Akhirnya Thia, Fia, teman-temannya, dan Gurunya pulang.

Thia dan Fia singgah ke toko yang bernama ‘’ISLAM ITU INDAH’’ mereka membeli mukena dengan uang tabungannya, sesudah membeli mereka pulang dengan senang dan uang BEASISWA itu akan diserahkan kepada Ibunya.

Satu jam berlalu mereka kembali kerumah dengan senyum-senyum.

“Assalmmulaikum….”Teriak Fia dan Thia.

“Waalikumsalam….”jawab Ibu.

“Oh ya. Fia ini Ibu beli sepatu unyuk kamu cocok tidak?”tanya Ibu

“Wah Ibu bagus banget Ibu nggak usah beli sepatu ini seharusnya.”jawab Fia

Fia mencoba sepatu itu dan cocok sekali!!!

“Oh ya bu… ini ada hadiah juga untuk Ibu.”kata Thia dan Fia tiba-tiba.

“Bu ini ada BEASISWA Dari sekolah sebesar Rp. 2.000.000;

Ibu terdiam lalu menangis bersujud.

“Dan satu lagi ini ada mukena untuk Ibu, Selamat Ulang tahun ya Bu,Ibu kan Ulang tahun.”kata Fia semangat.

Ibu tidak tahu lagi mau bilang apa muka Ibu tampak senang setengah haru.

“Te….te….rima kasih anak-anak atas semua ini Ibu Tidak bisa menggantinya.”kata Ibu menangis.

“Tidak perlu Bu, Ibu adalah segalanya untuk kami.”kata Thia.

Thia memberikan selembar puisi yang dia buat bersama adiknya yaitu

Puisi yang berjudul IBU.

Thia dan Fia sangat sayang kepada Ibunya dia tidak ingin mengecewakannya, walaupun mereka harus berjuang keras demi Ibu dan Ayahnya.

Ibu lalu memebaca puisi tersebut isinya adalah………

“IBU”

Saat hari mulai berganti

Kau selalu ada didekatku

Menemaniku dan menyayangiku

Dengan hati tulus kau berikan…..

Tanpa mu apalah nasibku

Kau menyayangiku Seperti menyayangi

dirimu sendiri, dimana ku susah

kau membantuku , dimana ada masalah atau musibah

kau pula yang menjagaku

aku selalu membuat mu kesal

tetapi kau tak pernah marah pada ku

Terima kasih Ibu, hanya kau seorang

Yang ada didunia yang paling

Sayang padaku….

“I LOVE YOU MOM”