Kamis, 08 Juli 2010

ibu segalanya untukku

" Ibu segalanya Untukku "

Thia ratna sari adalah anak dari keluarga yang sederhana, panggil saja dia Thia.

Thia memiliki seorang adik yang bernama Fia dan seorang Pahlawan hidupnya yaitu Ibunya. Ayah Thia sudah lama meninggal dunia akibat sakit jantung. Tapi kini Thia tidak merasa sedih lagi karena dia masih harus bersyukur mempunyai Ibu dan Adiknya yang selalu setia menemani dan menghiburnya. Ibu Thia hanya seorang penjual Pisang goreng keliling.

Thia dan Fia membantu Ibunya jika mereka sudah pulang sekolah. Memangsih, penghasilan Ibu nya Thia tidak seberapa, tetapi untuk urusan sekolah, Ibu Thia tidak perlu membayar SPP lagi karena Thia dan Fia bersekolah di SDN ( Sekolah Dasar Negeri ) jadi yang membayar SPP adalah pemerintah. Thia dan Fia bersekolah di SDN. Harapan 1, Thia kelas 5 SD sedangkan Fia kelas 3 SD.

***

Di suata Senin pagi Thia dan Fia berangkat sekolah pagi-pagi sekali karena sekarang Thia dan Fia upacara bendera. Jarak rumah Thia dan Fia ke Sekolah sebenarnya jauh tapi….. mau bagaimana lagi kalau dia tidak jalan kaki untuk jajan saja dia tidak ada apalagi uang ongkos ke sekolahnya. Lama perjalanan ke sekolahnya membutuhkan waktu satu jam.

Sampai kadang-kadang Fia menegeluh kecapekkan berjalan kaki menuju sekolahnya, bagaimana tidak capek berjalan sejauh 5 km jalan kaki.

Sebelum berangkat sekolah tidak lupa Thia dan Fia mengucapkan salam dan mencium tangan Ibunya.

“Bu Thia dan Fia berangkat sekolah dulu ya bu.” Izin Thia.

“Iya nak hati-hati dijalan kalau sudah pulang cepat pulang! jangan kemana-mana biar kita cepat jualan pisangnya.”perintah Ibu dengan penuh kasih sayang.

“Iya bu, Assalammualikum…..”jawab Fia.

Langkah demi langkah mereka lewati sampai akhirnya mereka sampai disekolah Harapan 1, yaitu sekolahnya.

“Ka aku ke kelas deluan ya kak.” Kata Fia.

“Iya de.” Jawab Thia.

Mereka melaksanakan upacara dengan hikmat sampai akhirnya upacara pun selesai.

Semua anak-anak berlarian menuju kelasnya. Setelah beberapa menit anak-anak istirahat dan minum. Wali kelas mereka pun datang dengan memulai pelajaran pertama.

Thia dan Fia belajar dengan tekun dan serius karena dia tidak ingin mengecewakan Ibu dan Ayahnya. Ayahnya pernah menitip pesan kepada mereka yaitu,”Gapailah semua cita-cita dan impianmu belajarlah dengan tekun dan jaga lah Ibumu dengan Bak-baik!”pesan dan perintah Ayah Thia dan Fia sewaktu masih hidup. Detik per detik pun berlalu sampai akhirnya bel istirahat berbunyi…

Semua anak-anak berhamburan berlairian kelas ada yang menuju kantin, perpustakaan, dan lain-lain. Thia dan Fia menuju ke perpustakaan, setiap istirahat mereka tidak pernah ke kantin melainkan keperpustakaan mereka tidak mempunyai sepersen pun uang tetapi mereka tidak pernah meminta-minta kepada temannya.

***

Setelah setengah jam berlalu akhirnya bel masuk pun berbuyi lagi.

Kembali lagi anak-anak berlarian pergi menuju kelasnya masing-masing.

Kini dikelas Thia pelajaran IPA yang sedang berlangsung dan Gurunya bernama Bu Rahmah. Dikelas Fia pelajaran Matematika yang sedang berlangsung dan Gurunya bernama Bu Sinta.

“Anak-anak sebenarnya sekolah kami sedang mengadakan tes uji kemampuan IPA dan nilai yang paling tinggi akan mendapatkan BEASISWA!”jelas Bu Rahmah Guru IPA Thia.

Anak-anak teriak riuh yang menyukai pelajaran IPA sedangkan Anak-anak yang tidak menyukai pelajaran IPA berdiam diri sambil cemberut, kebetulan sekali pelajaran IPA yang paling digemari Thia.

“Aku harus membuktikkan kalau aku bisa menuruti semua perintah Ayah dan Ibu”jelas Thia dalam hati.

“Anak-anak tes uji kemampuan IPA ini akan dilaksanakan besok1 jadi semuanya diharap belajar dengan tekun dan serius!”perinyah Bu Rahmah lagi.

Sedangkan di kelas Fia akan diadakan tes cepat berhitung dalam waktu 15 menit.

Yang mendapatkan nilai tertinggi juga akan mendapatkan BEASISWA.

Setelah satu jam usai bel pulang berbunyi…

Semua anak-anak merapihkan alat tulisnya yang bergeletakkan di meja.

Thia dan Fia kalau sudah pulang selalu janjian di Lapangan agar mudah mencarinya.

“Kak, kaka di kelas sedang mengadakan tes cepat berhitung cepat dalam waktu 15 menit tidak?”tanya Fia.

“Fia kaka bukang tes cepat berhitung waktu dalam waktu 15 menit, tetapi tes uji kemampuan IPA.”jawab Thia.

“Ya sudah ka ayo cepat pulang! Nanti Ibu cariin kita”ajak Fia.

Mereka pun berlari keluar sekolah dan berjalan kaki menuju rumahnya. Dalam waktu satu jam mereka sampai dirumah.

“Assalammualikum Bu…..”Teriak Thia dan Fia hampir bersamaan.

“Waalikumsalam masuk nak!”jawab Ibu lagi.

Mereka pun masuk dan langsung menggantikan bajunya dengan baju rumah.

“Bu mana pisang yang harus kita jual?”tanya Thia.

“Oh ya, itu, disana nak.” Jawab Ibu.

Thia , Fia dan Ibu bergantian berjualannya, jika Thia dan Fia berjulan Siang, Ibu menjual Pisang pagi hari.

“Bu kita berangkat Dulu ya? Assalammualaikum………”kata Fia.

“Ayo Fia berangkat!”ajak Thia.

Mereka berdua pun berjalan sambil menjual pisang goreng tersebut.

“Pisang goreng….. Pisang goreng…..!”teriak Thia dan Fia bergantian.

“Oh ya kak kita kan besok ada uji tes! Mana kita belum belajar.”kata Fia.

“Benar, tapi kita juga harus membantu Ibu, Fi”kata Thia lagi.

“Iya deh kak!”kata Fia bersemangat lagi.

“Dek…..dek…. saya beli pisangnya”teriak seorang Ibu dibelakang mereka berdua.

Thia dan Fia pun berlari menuju Ibu itu.

“Berapa dek satunya?”tanya Ibu itu.

“Lima ratus perak saja Bu.”jawab Thia.

“Ehm……. Saya beli 10 ya dek.”kata Ibu itu.

Thia dan Fia pun mengambil pisang goreng yang masih hangat itu kedalam plastik berwarna putih.

“Ini bu pisangnya.”kata Fia.

“Ini uangnya pas.”kata Ibu itu lagi

“Terima kasih Bu!!”kata Fia dan Thia bersamaan.

Mereka melanjutkan perjalan dengan menjual pisang goreng itu. Tidak terasa sudah satu jam mereka keliling dan mereka pulang.

“Assalammualikum” teriak Thia dan Fia.

“Waalikumsalam”jawab Ibu.

“Wah, bu hari ini lumayan dapat Rp. 15.000;”kata Thia.

“Allhamdullilah……… Rp. 5.000; buat kamu bagi dua, ditabungya uangnya!”perintah Ibu.

Sebenarnya Rencana mereka adalah ingin menabung buat hari Ibu ulang tahun nanti tepatnya besok, ketika pulang sekolah mereka ingin membeli mukena untuk Ibu. mekena.

“Dek sudah berapa uang tabungan kita?”tanya Thia.

Fia pun menghitung uangnya ternyata suda terkumpul Rp. 50.000;

“Wah, banyak sekali! Sudah cukup deh untuk membeli mukena”kaget Thia.

Setelah mereka menghitung uang mereka tak lupa belajar untuk besok.

Tidak terasa malam telah datang Ibu, Thia, dan Fia tidur dalam satu kamar, dalam beberapa menit mereka langsung tidur dengan nyenyak.

***

Keesokkan harinya……

Seperti biasanya mereka berangkat pagi-pagi dan tidak lupa memberi salam kepada Ibu.

“Assalammualikum Bu kita pergi.”kata Thia.

“Walaikumsalam hati-hati nak”jawab Ibu.

Setelah sampai di depan rumah Ibu berkata

“Fia…. Sepatu kamu?”tanya Ibu.

“Ah ibu nggak apa-apa meskipun sudah robek yang penting masih bisa terpakai.”jawab Fia.

“Ibu akan membeli sepatu baru untuk Fia!”kata Ibu dalam hati.

Memang sebenarnya sepatu Fia sudah Robek tetapi dia mengerti keberadaan Ibu saat ini.

Mereka pun pergi kesekolah dalam waktu satu jam mereka sampai disekolah.

Seperti pengumuman kemarin, anak-anak mengikuti tes dan dalam waktu singkat Thia dan Fia selesai. Hari ini mereka Cuma mengikuti tes saja lalu pulang dan pengumuman akan diberitahu siang ini jam 12.00.

“Ka kita tunggu saja ya rumah kitakan jauh jaraknya lagi pula juga setengah jam lagi kok.”kata Fia.

Mereka menunggu sampai akhirnya waktu yang da ingin kan datang.

“Untuk Tes uji IPA yaitu adalah…. THIA RATNA SARI.”kata Bu Rahmah.

“Untuk Tes uji Matematika yaitu adalah….. FIA RATNA SARI.”kata Bu Sinta.

Thia dan Fia senang sekali, mereka maju untuk mengambil BEASISWA sebesar Rp. 1.000.000;

Semua menepuk tangan atas hasil pengumumannya, Ibu belum mengetahuinya.

Setelah menerima BEASISWA tersebut meerekapun disalami Guru dan teman-temannya.

Akhirnya Thia, Fia, teman-temannya, dan Gurunya pulang.

Thia dan Fia singgah ke toko yang bernama ‘’ISLAM ITU INDAH’’ mereka membeli mukena dengan uang tabungannya, sesudah membeli mereka pulang dengan senang dan uang BEASISWA itu akan diserahkan kepada Ibunya.

Satu jam berlalu mereka kembali kerumah dengan senyum-senyum.

“Assalmmulaikum….”Teriak Fia dan Thia.

“Waalikumsalam….”jawab Ibu.

“Oh ya. Fia ini Ibu beli sepatu unyuk kamu cocok tidak?”tanya Ibu

“Wah Ibu bagus banget Ibu nggak usah beli sepatu ini seharusnya.”jawab Fia

Fia mencoba sepatu itu dan cocok sekali!!!

“Oh ya bu… ini ada hadiah juga untuk Ibu.”kata Thia dan Fia tiba-tiba.

“Bu ini ada BEASISWA Dari sekolah sebesar Rp. 2.000.000;

Ibu terdiam lalu menangis bersujud.

“Dan satu lagi ini ada mukena untuk Ibu, Selamat Ulang tahun ya Bu,Ibu kan Ulang tahun.”kata Fia semangat.

Ibu tidak tahu lagi mau bilang apa muka Ibu tampak senang setengah haru.

“Te….te….rima kasih anak-anak atas semua ini Ibu Tidak bisa menggantinya.”kata Ibu menangis.

“Tidak perlu Bu, Ibu adalah segalanya untuk kami.”kata Thia.

Thia memberikan selembar puisi yang dia buat bersama adiknya yaitu

Puisi yang berjudul IBU.

Thia dan Fia sangat sayang kepada Ibunya dia tidak ingin mengecewakannya, walaupun mereka harus berjuang keras demi Ibu dan Ayahnya.

Ibu lalu memebaca puisi tersebut isinya adalah………

“IBU”

Saat hari mulai berganti

Kau selalu ada didekatku

Menemaniku dan menyayangiku

Dengan hati tulus kau berikan…..

Tanpa mu apalah nasibku

Kau menyayangiku Seperti menyayangi

dirimu sendiri, dimana ku susah

kau membantuku , dimana ada masalah atau musibah

kau pula yang menjagaku

aku selalu membuat mu kesal

tetapi kau tak pernah marah pada ku

Terima kasih Ibu, hanya kau seorang

Yang ada didunia yang paling

Sayang padaku….

“I LOVE YOU MOM”

1 komentar:

  1. Hy teman2 yg baca blog q?! bagaimana cerita nya serru atau tidak? semoga saja teman2 suka ya sama cerita qu

    BalasHapus